Kenapa Orang Eropa dan Amerika Tak Terbiasa Makan Nasi

Kenapa Orang Eropa dan Amerika Tak Terbiasa Makan Nasi

Nasi adalah makanan pokok orang Indonesia, agar pasti setiap hari mengkonsumsi nasi menjadi anggota berasal dari pola makan orang-orang Indonesia.

Tak cuma Indonesia, negara-negara lain pun punyai makanan pokoknya tersendiri.

Jika Indonesia punyai nasi sebagai makanan pokoknya, perihal ini berbeda bersama dengan orang Eropa dan Amerika Serikat yang mengkonsumsi olahan gandum sebagai makanan pokoknya.

Olahan gandum yang banyak dikonsumsi orang Eropa dan Amerika layaknya roti, pasta, dan sereal yang kaya takaran karbohidrat tinggi.

Selain gandum, orang Eropa dan Amerika terhitung banyak mengkonsumsi kentang gara-gara mendapat dukungan letak geografisnya yang menolong memproduksi kentang.

Kentang adalah tidak benar satu asupan karbohidrat yang punyai rasa gurih dan manis dan sesuai dikonsumsi bersama dengan sayur-sayuran yang menjadi sumber protein lainnya.

Selain gandum dan kentang, banyak terhitung jagung yang diolah sebagai makanan pokok Amerika gara-gara banyak tumbuh di sana.

Selain mengkonsumsi asupan karbohidrat, banyak orang Eropa dan Amerika terhitung banyak mengkonsumsi protein hewani layaknya daging-dagingan.

Berbagai model sayuran dan daging-dagingan enggak dikonsumsi bersama dengan nasi layaknya tradisi makan orang Indonesia.

Orang Eropa biasanya bakal mengkonsumsi dagingan-dagingan bersama dengan sayur-sayuran, layaknya kentang, wortel, kacang polong dan lain sebagainya.

Meski menjadi makanan pokok, nasi sebaiknya enggak dikonsumsi secara berlebihan, nih, guys. Lalu, apa sajakah pilihan makanan pengganti nasi yang baik bagi tubuh?

Pilihan Makanan Pengganti Nasi yang Lebih Sehat

Konsumsi nasi berlebihan mampu tingkatkan takaran gula darah didalam tubuh, suasana ini mampu sebabkan risiko penyakit kritis layaknya diabetes.

Nah, berikut ini adalah beberapa asupan yang mampu dikonsumi sebagai pengganti nasi yang lebih sehat untukmu, di antaranya:

Kenapa Orang Eropa dan Amerika Tak Terbiasa Makan Nasi

1. Singkong

Singkong adalah tidak benar satu asupan karbohidrat yang mudah ditemukan di Indonesia.

Kandungan nutrisi singkong enggak kalah berasal dari nasi, menjadi berasal dari serat, protein, vitamin B dan C, kalium, selenium, magnesium, dan zat besi.

Konsumsi singkong mampu menolong mangatasi dehidrasi, kelelahan, sampai infeksi darah (sepsis).

Singkong punya kandungan glikosida sianogen yang mampu beralih menjadi sianida didalam tubuh.

Karena inilah kenapa singkong perlu dibersihkan bersama dengan benar dan dimasak sampai matang agar mengurangi risiko keracunan sianida.

2. Kentang

Kentang punyai takaran serat, protein, folat, vitamin B6 dan C, kalium, zat besi, omega-3 dan omega-6.

Kandungan serat terhadap kentang mampu menambahkan dampak kenyang lebih lama dan mampu menghimpit impuls untuk makan secara berlebihan.

3. Ubi Jalar

Ubi jalur kaya takaran beta karoten, vitamin A, B6, C, kalium, dan serat tinggi.

Kandungan nutrisi terhadap ubi jalar itu mampu menolong mengurangi takaran kolesterol jahat didalam darah, menjaga kesehatan usus, sampai tingkatkan kebolehan penglihatan dan fungsi otak berasal dari risiko paparan radikal bebas.

Ubi jalar mampu diolah atau dimasak sebagai rebusan, kukusan, digoreng, dipanggang, atau dijadikan bahan campuran untuk sajian lainnya.

4. Jagung

Jagung adalah tidak benar satu makanan pengganti nasi yang memadai umum dikonsumsi di Indonesia.

Bahkan ada nasi yang terbuat berasal dari jagung dan dijadikan makanan pokok di Madura dan Nusa Tenggara Timur.

Jagung punya kandungan serat, magnesium, fosfor, dan vitamin C yang mutlak untuk kesehatan tubuh.

Kandungan serat terhadap jagung diketahui jauh lebih banyak ketimbang serat yang terdapat didalam nasi dan mampu menolong turunkan takaran kolesterol didalam darah.

Kebiasaan orang Eropa dan Amerika mengkonsumsi karbohidrat tak sekedar nasi berkenaan bersama dengan jumlah memproduksi bahan pangan yang ada di wilayahnya.

Kondisi ini terhitung mendapat dukungan bersama dengan letak geografis dan dampak iklimnya terhadap memproduksi pangannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *